Kamis, 31 Mei 2012

IMAM HADIS DAN KITAB-KITABNYA


A.Imam Malik Ibn Anas
  Dia adalah Abu Abdullah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Abi Amir al-Asbuhi al-Madani, seorang imam dar al-hijrah.
Dilahirkan tahun sembilan puluh limah (95 H), meninggal di Madinah tahun seratus tujuh puluh sembilan (179 H), ketika berumur 84 tahun. Dia termasuk imam negara Hijaz, bahkan imam manusia dalam fikih dan hadis, Imam Syafii termasuk murudnya.
Dia mempunyai kitab al-muwatta’ , dalam menyusun kitab ini dia menghabiskan waktu selama 40 tahun. Sheikh Waliyullah Al-Dahlawi menjelaskan kedudukan kitab al-muwatta’  dan derajatnya di peringkat pertama dalam deretan kitab sahih bersama kitab sahihain sebagaimana komentarnya, kitab-kitab hadis itu terbagi menjadi tingkatan, kitab itu masuk kategri sahih dan masyhur menjadi empat tingkatan yaitu peringkat pertama terbatas pada  tiga kitab yaitu kitab al-muwatta’, sahih Bukhari dan sahih Muslim.
Imam Syafii berkata, tidak ada dibawah langit ini kitab yang lebih sahih setelah al-Qur’an dibanding kitab Malik.

B.Ahmad Ibn Hanbal
  Dia adalah Imam besar Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hanbal Al-Syaibani, pendiri mazhab yang sangat sabar menghadapi cobaan dan pembela sunnah Nabi Saw. Dia berasal dari Marwah, ayahnya dari Sirjis, dia lahir di Bagdad pada bulan Rabi’ul Awwal Tahun 164 H, dia meninggal di Sahwah pada hari Jum’at 12 Rabi’ul Awwal tahun 241 H.
Dia mempunyai kitab musnad dia termasuk penulis sunnah yang masyhur dan menyeleksi lebih dari 700 ribu dan 1500 hadis. Kitab Musnad-nya meliputi 18 musnad. Di dalamnya ada tambahan dari anaknya Abdullah dan sedikit tambahan dari Abi Bakar al-Qati’i  perawi dari Abdullah dan meliputi hadis sahih dan da’if, dan kadang mendekati hasan dan itu lebih sedikit. Adapun hukum hadis palsu dalam kitab musnad ini adalah tambahan dari Abu Bakar al-Qati’i atau Abdullah Ibn Ahmad Ibn Hanbal.

ILMU JARH WA AL-TA’DIL DAN TAKHRIJ AL-HADIS


A.Ilmu jarh wa al-ta’dil
1.Pengertian Ilmu Jarh wa ta’dil
  Pengertian ilmu jarh wa al-ta’dil adalah ilmu yang membahas tentang cacat dan adilnya rawi dengan lafad-lafad khusus dan tingkatan-tingkatan  lafad tertentu. Ilmu ini termasuk bagian cabang ilmu rijalil hadis
2.Dasar ilmu jarh wa al-ta’dil
  “Barangsiapa yang berdusta kepadaku maka dia harus siap-siap menempati tempatnya di api neraka.
“ Isnad adalah bagian dari agama, sandainya tidak ada isnad maka orang akan bicara sesukanya
3.Tokoh-tokoh Ilmu jarh wa ta’dil
  1.Al-Ma’syi, w 148 H, Syu’bah w 160 , Malik Ibn Anas w 179
  2.Ibn Mubarak w 101, Ibn Sa’id al-Qattan w 189
  3.Yazid Ibn Haru w 206 Ibn Ma’in w 232
  4.Ibn Huzaimah w 311, Ibn Jarir al-tabari w 310
  5.Al-bagadi w463 pengarang al-kifayah fi al-ilm al-riwayah
  6.Ibn Hajar al-asqalani w852 pengarang tahzib al-tahzib
4.Kitab yang Memuat Rawi Da’if
  1.Al-du’afa’ al-kabir, Imam Bukhari
  2.Al-du’afa’ wa al-matrukin Imam Nasa’i
  3.Al-madkhal  al-Naisaburi
  4.Mizan al-I’tidal al-Zahabi
  5.Lisan al-mizan Ibn Hajar al-asqalani

Pengertian dan sebab-sebab Hadis Palsu (Maudu’)


A.Pengertian Hadis Palsu (Maudu’)
   Hadis yang diciptakan salah seorang manusia dan disandarkan kepada Rasulullah, sahabat tabi'in. Ajaj Khatib mendefiniskan sebagai  berikut : hadis yang disandarkan kepada Rasulullah Saw. yang bertentangan dan kedustaan padahal hal tersebut tidak pernah  diucapkan atau dilakukan  oleh Rasulullah Saw.

B.Sebab-sebab Pemalsuan Hadis
Adapun sebab-sebab pemalsuan hadis adalah.
  1.Partai politik
  2.Kurang penguasaan agama
  3.Fanatisme mazhab, suku
  4.Kebodohan
  5.Mendekat penguasa dan memujinya
  6.Musuh-musuh Islam
  7.Juru cerita bohong
  8. Perbedaan mazhab dan teologi
Adapun cara mengantisipasi hadis palsu adalah,
  1.Mencermati sanad
  2.Mengadakan penelitian dalam hadis
  3.Meneliti kedustaan
  4.Menjelaskan keadaan rawi
  5.Menciptakan kaidah untuk mengetahui kepalsuan hadis
Adapun tanda-tanda hadis palsu dalam sanad adalah.
  1.Pengakuan rawi dengan dusta
  2.Adanya tanda-tanda pengakuan pemalsuan hadis
  3.Adanya satu rawi yang terkenal dusta
  4.Adanya tanda-tanda yang mengarah kepada kepalsuan
Tanda-tanda hadis palsu dalam matan
  1.Lafad yang rancu
  2.Makna yang rusak
  3.Bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis mutawatir
  4.Setiap hadis yang diduga  kebohongan karena factor manipulasi atau tidak diperoleh dari sahabat
  5.Setiap hadis yang bertentangan dengan realitas sejarah yang terjadi pada masa Nabi Saw.
  6.Kesesuaian hadis dengan mazhab rawi
  7.Hadis yang memuat urain tentang amalan yang berpahala besar sebagai imbangan amalan yang ringan
Kitab yang memuat hadis palsu 1. Tazkitrah al-maudu’at  karya al-Maqdisi 2. Al-Maudu’at  karya al-Jauzi
Hukumnya :
   Hukum hadis palsu adalah batil, haram meriwayatkan kecuali untuk memperingatkan atau untuk pengajaran bagi ilmuwan supaya diketahui.

Pembagian Hadist Ditinjau Dari Segi Kuantitas


1.Hadist Mutawatir
   Mutawatir yaitu hadist yang diriwayatkan oleh segolongan besar orang yang tidak terhitung jumlahnya. Sekira mereka sampai pada batas yang tidak mungkin menurut kebiasaan bahwa mereka sepakat untuk berdusta, dengan syarat akhir sandaran mereka adalah rukyah atau mendengar. Adapun syaratnya adalah empat :
1.Banyak jumlahnya (sanad/rawi)
2.Tidak mungkin atas kesepakatan mereka untuk berdusta
3.Adanya banyak bilangan di permulaan sehingga akhir
4.Hendaknya akhir sandaran adalah melihat
Hadis mutawatir dibagi menjadi dua,
1.Mutawatir lafzi
2.Mutawatir ma’nawi
Contohnya :
(من كذب على متعمدا فليتبوأ مقعده من النار)
Barang siapa berdusta terhadapku dengan sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya dalam neraka.

Yang meriwayatkan hadis jumlahnya dua ratus sahabat.
Hadist mutawatir berfaidah "ilmu daruri" yang termasuk pembahasan dalam ilmu usul fiqh disana diperluas pembahasannya.

2.Hadist Ahad
   Hadist yang diriwayatkan oleh satu atau lebih dua rawi yang tidak memenuhi syarat hadis masyhur atau msutawatir. Sedangkan pembagian hadis ahad dibagi menjadi tiga.

Hadist Ditinjau Dari Segi kualitas

A.Pembagian  Hadist
   Mayoritas pakar ulama hadis Nabawi telah membagi atas dua bagian yaitu hadis Maqbul dan Mardud.
Maqbul: yang artinya bahwa semua orang yang telah meriwayatkan hadits itu sudah menetapi syarat untuk diterima oleh karena itu hadis yang mereka riwayatkan menurut ulama' dinamakan "Maqbul".
Mardud: artinya adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang tidak menetapi syarat-syarat diterima dan oleh karena ilmu hadis yang dia riwayatkan tadi menjadi hadis "Mardud".
Maqbul adalah hadis yang oleh ulama mustlalah dinamakan "Hadis Sahih". Mardud menurut ulama Musthalah dinamakan "Hadis da’if".
Dan syarat-syarat diterima pada rawi itu terkadang sempurna dan kurang sempurna yang mana bisa menjadikan atas dua derajat: derajat yang tinggi dan derajat yang rendah, maka hadis yang mengandung sifat yang tinggi itulah hadis sahih dan bila mengandung agak lebih dan sedikit darinya itulah Hadis Hasan.
Dari sinilah bisa diintisarikan: Bahwasannya hadis itu terbagi atas tiga macam "sahih", "hasan" dan "da’if".

B.Hadist Ditinjau Dari Segi Kualitas
1.Hadist Sahih
   Sahih menurut bahasa: lawan sakit. Menurut istilah: yaitu hadits yang mengandung syarat-syarat diterima yaitu ada lima, pertama: sanadnya harus muttasil (sambung) arti muttasil disini hendaknya para perawi telah mendengar dari orang atasnya secara nyata, dan orang lebih atas tadi telah mendengar dari orang yang lebih atas, begitu seterusnya hingga akhir sanad.
Contohnya hadis riwayat Imam Bukhari :
حدثنا عبد الله بن يوسف قال: أخبرنا مالك عن أبى الزناد عن الاعرج عن ابى هريرة انه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طعام الاثنين كافى الثلا ثة (رواه البخارى فى كتا ب الأطعم)

PENGERTIAN HADIST, KHABAR, ASAR DAN SUNNAH


A. Pengertian Hadist

   Menurut M. M Azami kata hadis secara literal memiliki beberapa makna, antara lain, communication, story, conversation : religious or secular, historical or recent. Dalam al-Qur’an kata hadis digunakan sebanyak 23 kali dengan aneka ragam kata.  Sedangkan menurut Manna’ Qattan arti hadis secara etimologis berarti al-jadid  (baru).
 الحديث فى اللغة : الجديد. وا لحد يث كذلك : ما يتحدث به وينقل . والجمع : أحاديث
(Hadis menurut bahasa berarti baru. Makna hadis juga berarti sesuatu yang dipakai berbicara dan yang diriwayatkan. Kata hadis jama’nya adalah ahadis.) 
Hadis menurut para ahli hadis (muhaddisin) secara terminologis makna hadis adalah.
ما أثر عن النبى  من قول أو فعل أو تقرير أو صفة خلقية أو خلقية أو سيرة . سوأ أكان قبل البعثة أو بعدها. 
(Segala yang berasal dari Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, atau sifat penciptaan manusia atau etika atau sirah, baik sebelum diutus maupun setelah diutus)

      Beberapa Contoh Penggunaan Kata Hadis Dalam al-Qur’an

1)Komunikasi Religius, pesan al-Qur’an
الله نزل أحسن الحد يث كتابا.
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya). (Al-zumar : 23)

2)Cerita Tentang Keduniaan atau Masalah Umum
وإذا رأيت الذين يخوضون فى أياتنا فأعرض عنهم حتى يخوضوا فى حديث غيره. 
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olok ayat-ayat kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lainnya. (Al-an’am : 68)

3)Cerita Sejarah
وهل أتاك حد يث موسى.
Apakah telah sampai kepadamu cerita Musa ( Taha : 9)

4)Cerita Masa kini atau Percakapan
وإذ أسر النبى إلى بعض أزواجه حد يثا.
Dan ingatlah ketika Nabi Saw membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya. (al-tahrim : 3 )

5)Beberapa Contoh Kata Hadis Yang Diucapkan Nabi
   Menurut M.M. Azami kata hadis tidak hanya dipakai sebagai kata percakapan biasa, akan tetapi diucapkan oleh Nabi Saw, sehingga kata hadis tidak hanya disebut dalam al-Qur’an saja, Nabi sering menggunakan kata hadis dalam berbagai kesempatan, antara lain.
      1) Komunikasi Religius 
أحسن الحد يث كتاب الله.
Sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah.
       2) Keduniaan atau Percakapan umum
من استمع إلى حد يث قوم وهم له كارهون أو يفرون منه صب فى أذنه الأنك.
Barangsiapa yang mendengar hadis (perkataan) suatu kaum, sedangkan mereka membencinya atau lari darinya, maka telinganya akan disiram tima api neraka.
       3)  Cerita Sejarah 
حدثوا عن بنى إسرائيل.
Ceritakanlah dari Bani Israil.
       4) Cerita Yang Masih Hangat atau Percakapan
إذا حدث الرجل الحديث ثم التفت فهى أمانة.
Apabila seseorang menceritakan sebuah hadis (percakapan) kemudian dia berpaling maka itu adalah amanah.

Rabu, 30 Mei 2012

Pengertian ilmu hadist

ILMU HADIS

A. Pengertian Ilmu hadis
Ilmu hadis mempunyai beberapa arti :
Pertama : setiap riwayat yang disandarkan kepada Rasulullah Saw. ilmu hadis ini disebut dengan istilah ilmu hadis riwayah
Kedua : Ilmu hadis yang mempunyai arti tariqah atau jalan yang bertujuan untuk mengetahui sambungnya sanad (muttasil) hadis tentang keadaan sanad, dhabid, dan adilnya perawih hadis. Pengertian ini juga untuk mengetahui muttasil dan munqatiqnya  sanad.
Ilmu hadis dengan pengetian tersebut dinamakan ilmu hadis dirayah.

B. Ilmu Hadis Riwayah
Ilmu yang meliputi riwayat yang disandarkan kepada Rasulullah Saw, baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan Nabi (suatu perbuatan sahabat dihadapan nabi atau sesuatu yang didiamkan Nabi) atau berupa sifat-sifat  Nabi (sifat kepribadian Nabi sebelum diutus atau setelah diutus, atau riwayat yang disandarkan kepada sahabat atau tabi’in.

C. Obyek Ilmu Hadis
Obyek ilmu hadis adalah pribadi Rasulullah Saw, baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan  Nabi

D. Manfaat Ilmu Hadis
Manfaat ilmu hadis adalah berupaya untuk menjaga  sunnah nabawiyyah memperdalam dan menyebarkannya kepada masyarakat Islam dan juga untuk menjaga eksistensi hadis

Minggu, 27 Mei 2012

kata-kata gombal


  • Siapa yg bilang, kalo gempa itu yg paling hebat getarannya, terbukti lirikan matamu lebih dahsyat, sanggup mengetarkan hatiku
  • Orang bilang, paling dalam itu lautan, tetapi sebenarnya paling dalam adalah rasa cintaku untuk dirim
  • cinta km itu menurut ak seperti akar ya, semakin lama semakin merambat sampai hati hatimu yg terdalam
  • Mbak ada ga benang?| nich mas|kalo benang merah untuk kita berdua ada donk ? untuk menyambungkan kita di pernikahan
  • jalan di kuburan sama kamu, berjalan sama km pun menjadi serasa di surga, karena ada bidadari yg menjagaku
  • Setelah kenal km, ak lupa siapa masa lalumu! Krn yg kutahu adalah masa depan bahagia bersamamu
  • Setelah kenal km, ak jadi semakin yakin definisi ganteng |apa ya mas ?|look at me, itulah arti ganteng yg sebenarnya
  • Setelah kenal km, ak jadi semakin yakin definisi ganteng |apa ya mas ?|look at me, itulah arti ganteng yg sebenarnya
  • ada banyak jalan menuju ke roma, kalo begitu ak boleh tanya jalan yg menuju ke hatimu ?
  • butuh kuota yg unlimited untuk bisa mendownload cintaku yg filenya begitu penuh karena seluruhnya untuk kamu

MODEL ANALISIS DALAM PELAKSANAAN DAKWAH ISLAM



   Model analisis dalam pelaksanaan Dakwah Islam, Bahwa menurut caranya dakwah dibagi menjadi tiga system, yaitu pertama,dakwah bi al-lisan, biasanya dakwah yang seperti ini dilakukan oleh seseorang yang menyebarkan atau menyapaikan meteri kepada khalayak umum, biasanya dilakukan oleh seorang da’i. kedua dakwah bi al-hal, dakwah dalam model ini, lebih menekankan pada praktek atau tingkah laku seorang da’I dan yang terakhir adalah dakwah , dakwah bit tadwin  model ini dilakukan dengan media tulis, baik tulisan cetak maupun media elektronik. Contoh dari dakwah ini adalah penerbitan/perbanyakan kitab suci Al-qur’an,kumpulan hadits,dll. Sehingga tulisan dakwah ini bisa dibaca oleh siapa saja. Dalam kesempatn ini kami akan membahas apa dan bagaimana dakwah itu berjalan didalam masyarakat, apakah terdapat tiga system tersebut dalam model pelaksanaan didalam masyarakat.
Kami mengambil model dakwah  masyarakat pada  Majelis Taklim mengapa , karena menurut kami dalam majelis taklim, yang ditekankan bukanlah  hanya dalam system dari ketiga system tersebut yaitu : billisan, billhal, bit tadwin  . Di dalam majelis taklim dijeaskan dari tempat penyelenggaraan, apa manfaat dari penyelenggaraan, bagaimana proses dakwah dalam model ini dan apasih tujuan dari majelis taklim ini. Majelis taklim mengarahkan dari segi bilisan, disana juga banyak dakwah yang dilakukan oleh para dai yang telah diundang dalam acara tersebut. Dari segi bil hal, majelis taklim juga membuat progam tenteng pemberdayaan masyarakt, jadi dapat dikatakan yang aktif bukanlah hanya dari pemimpinnya saja, tetapi para anak buah katakanlah, juga aktif dalam dakwah tersebut. Dan dari segi bit tadwin  , ada model majelis taklim ini yang prosesnya adalah pergantian pemimpn setiap periodenya, jad setiap periode pengelola atau pengurus dari majelis taklim dapat berganti-ganti, menjadi lebih berkesan demokratis.

bgl

BUKU TAMU

burung